Thursday, October 10, 2024

Keajaiban Nasi Sisa: "Rezeki dari Keikhlasan Pak Darto"


Pak Darto adalah seorang tukang becak tua di kampungnya. Setiap hari ia mengayuh becaknya berkeliling kota, mengangkut penumpang yang kadang datang, kadang tidak. Kehidupannya sederhana, cukup untuk makan sehari-hari. Namun, semakin tua, tubuhnya semakin lelah, dan pendapatannya pun tak lagi menentu.

Pada suatu malam, ketika Pak Darto pulang setelah seharian menarik becak tanpa mendapatkan penumpang, perutnya keroncongan. Ia membuka tempat nasi di rumahnya, tapi hanya menemukan sedikit nasi sisa dari kemarin. Nasinya sudah agak kering dan keras, namun ia tetap memanaskannya dengan sedikit air, agar bisa dimakan.

Sambil menunggu nasi itu hangat, pikirannya melayang. “Rezeki kok makin seret ya. Andai besok ada keberuntungan,” gumamnya pelan. Ia hanya bisa pasrah pada keadaan.

Ketika nasi itu siap dimakan, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Pak Darto terkejut, siapa yang datang malam-malam? Ketika pintu dibuka, ternyata seorang ibu tua yang tak ia kenal berdiri di sana.

“Maaf, Pak, saya cuma seorang pengembara. Saya lapar sekali, apakah Bapak punya sedikit makanan untuk saya?” kata ibu itu dengan suara lembut, tapi penuh harap.

Pak Darto terdiam sejenak, melihat piring berisi nasi sisa di mejanya. Itu satu-satunya makanan yang ia punya untuk malam itu. Namun, hatinya tidak tega. "Nasi ini memang sedikit, tapi kalau ibu tidak keberatan, mari kita bagi dua," jawab Pak Darto dengan senyum kecil.

Ibu tua itu tersenyum bahagia. Mereka duduk bersama di lantai dan makan nasi sisa itu tanpa banyak bicara. Setelah selesai, ibu tua itu menatap Pak Darto dengan mata berbinar.

“Terima kasih, Pak. Rezeki yang Bapak bagikan hari ini tak akan sia-sia. Besok, lihatlah sendiri, rezeki Bapak akan datang dengan cara yang tak terduga,” ucap ibu itu sebelum pergi, meninggalkan Pak Darto dalam kebingungan.

Keesokan harinya, seperti biasa, Pak Darto keluar menarik becak. Tapi hari itu, berbeda dari biasanya. Penumpang demi penumpang terus datang, sampai becaknya penuh dan ia hampir tak punya waktu istirahat. Bahkan seorang dermawan memberinya uang lebih sebagai tanda terima kasih.

Dalam sehari, pendapatan Pak Darto lebih banyak daripada yang pernah ia dapatkan sebelumnya. Ia teringat perkataan ibu tua malam itu dan menyadari, rezeki memang datang dari arah yang tak terduga, apalagi ketika kita ikhlas berbagi.

Ayam makan ayam (update)

Berawal dari nongkrong di depan rumah, situasi lingkungan rumah kontrakan dengan jalan hanya untuk dua motor yang bisa lalu lalang, setiap hari banyak Ibu-ibu sudah disibukkan dengan kegiatannya sehari-hari ada yang jemur baju, ada yang ngerumpi, ada yang beli sayur, ada juga anak-anak yang lagi pada main. Gue sih seperti biasa cuma nongkrong aja di depan rumah kebetulan ada teras bisa buat duduk-duduk sambil menikmati secangkir kopi. Suasana di lingkungan sudah dianggap engga ada orang aja, sambil jongkok dan nyulut sebatang rokok, tiba-tiba perhatian gue tertuju pada 2 ekor ayam yang sedang cari makan.

Sekilas sih gak terlalu begitu menarik, tapi karena pandangan gue tertuju terus ke 2 ekor ayam itu, yah gak ada salahnya kali? sambil garuk-garuk dagu gue liatin tuh ayam yang lagi cari makan, gak tau yang mereka cari apa? soalnya ampir semua tanah dia patokin. Pas lagi serunya perhatiin eh... ayam itu tiba-tiba berantem rebutan makanan yang baru di temuin, sampe kejar-kejaran, masih aja di uber. Rupanya yang kuat selalu menang, karena penasaran gue pengen tahu makan apa sih yang mereka rebutin barusan. Setelah gue tahu, gue langsung ngakak (tertawa dengan serunya) kontan di sekitar rumah gue pada perhatiin terutama tetangga gue, bisa aja kata mereka gue gila, ngakak sendirian gak ada temen.

Yang bikin gue ngakak itu ayam rebutin makanan ternyata tulang yang masih ada dagingnnya, tapi itu tulang AYAM! Wakakaka.... jadi ayam makan ayam HA..HA..HA... yang bikin gue lucu pas di rebutin dan sambil di patokin ama paruhnya, karena ayam mana ngerti dia kalau itu tulang ayam?